Tuesday, June 8, 2010

Teori Kolam Air dan Solusi mengatasi lumpur



Teori kolam air yg berada di bawah perut bumi menjelaskan bahwa kolam air mendapatkan supply air secara continue dari Selat Madura - dari rembesan air, yg kemudian dipanaskan oleh panas bumi shg terbentuklah uap air. Air dan uap air keluar melalui lubang yg sudah dibuka melalui pengeboran sebelumnya. Dalam perjalanannya, air dan uap air menggerus tanah sehingga terbentuklah lumpur (70% air dan 30% solid) di permukaan tanah. Jika benar adanya kolam air ini, solusinya menghubungkan kolam air dan permukaan tanah dengan pipa, atau paling tidak menghubungkan "lubang pangkal" dengan permukaan tanah sehingga air dan uap air yg keluar dg tekanan tinggi akan melalui pipa - tidak menggerus tanah. Di permukaan akan keluar air>80% dan solid<20% sehingga memudahkan pengolahan air berikutnya - untuk kemudian dialirkan ke sungai, atau untuk keperluan air minum dsb - karena lumpur yg keluar sudah dinyatakan aman oleh laboratorium terakreditasi (Sucofindo, Corelab dan Bogorlab).

Asal mula terjadinya semburan lumpur Lapindo


PT Lapindo membor sumur yg di kemudian hari lubang pemboran tersebut menjadi jalan keluar lumpur Lapindo. Berarti lumpur keluar melalui lubang yg sama, kemudian semakin ke atas semakin melebar - mencari sendiri2 jalan keluar yg paling dekat/paling mudah dijangkau. Solusinya yaitu menutup kembali lubang tersebut, misalnya menggunakan semen cepat kering. masalahnya, "lubang pangkal" tersebut berada di dalam perut bumi 4-6 kilometer dari permukaan bumi. Jika masih memungkinkan menggunakan sumur yg sama ketika pengeboran untuk memasukkan cairan beton ke dalam lubang untuk menutup "lubang pangkal" tersebut. Masalah lain yaitu bagaimana memasukkan semen sambil melawan tekanan lumpur yg datang dari dalam tanah, dibutuhkan pompa yg sangat kuat sehingga mampu melawan pressure lumpur yg keluar sampai semen membeku - meskipun dengan resiko pompa akan rusak.

Sebelumnya pernah dicoba menghentikan semburan lumpur dg menggunakan bola beton. Cara ini hanya menutup lubang di permukaan - padahal lubang yg seharusnya ditutup ada di dalam perut bumi, sehingga fluida akan mencari jalan keluar yg lain - apalagi bentuknya bulat sehingga meski ditutuppun masih terdapat rongga-rongga. Mungkin bola2 beton ini juga akan menghambat upaya memasukkan semen ke lubang pangkal.

Lumpur Lapindo - Tampak Atas




Jika dilihat fisiknya, lumpur lapindo berwarna cokelat kehitaman tanah disertai gelembung udara dan hangat (yg berarti di bawah tanah terdapat "endapan udara" yg sangat masif karena bisa keluar terus menerus sampai 4 tahun tampa henti, atau panas bumi mem-boiling cairan yg terdapat di dalam bumi sehingga cairan berubah wujud menjadi uap air yg keluar berbentuk gelembung). Sepertinya asumsi no 2 lebih masuk akal karena kemungkinan kecil ada endapan udara dalam jumlah masif di dalam tanah dan tak ada habis2nya.

Preface

Sudah 4 tahun lumpur di Sidoarjo terus keluar tanpa henti. Beberapa usaha sudah dilakukan tapi "belum" berhasil menghentikan semburan lumpur ini. Kemudian, warga biasa, apa yg bisa kita lakukan untuk turut bersumbangsih membantu korban bencana lumpur secara nyata adalah dengan urun rembug, berdiskusi, membicarakan ide terbaik yg sekiranya memiliki prosentase yg tinggi untuk menghentikan semburan lumpur lapindo. Untuk kemudian jika sekiranya pemerintah sependapat dg ide tsb, bukan tidak mungkin ide akan terlaksana dan lumpur akan terhentikan - sebuah mimpi yg tdk mustahil bukan?